Kualitas tidur dan depresi diketahui berhubungan dengan anemia pada orang dewasa, tetapi penelitian terbatas pada anak-anak dan remaja. Sebuah studi dilakukan untuk menilai hubungan antara kualitas tidur, depresi, dan konsentrasi hemoglobin pada remaja Indonesia berusia 10–19 tahun. Data 452 remaja laki-laki dan perempuan, berusia 10–19 tahun, dikumpulkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta, Indonesia, pada 2021 (awal) dan 2022 (tindak lanjut). Kualitas tidur dan depresi dinilai menggunakan Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh (PSQI) dan Skala Distres Psikologis Kessler‐10 (K10).
Hasilnya, prevalensi anemia secara keseluruhan adalah 21% pada awal dan 29% pada tindak lanjut, dengan anak perempuan lebih terpengaruh daripada anak laki-laki. Analisis kelas laten menghasilkan 5 kelas kualitas tidur dan depresi. Peneliti tidak menemukan hubungan antara keanggotaan kelas dan konsentrasi hemoglobin pada awal. Studi ini menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk dan gejala depresi dikaitkan dengan konsentrasi hemoglobin yang lebih rendah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, kesehatan mental dan kualitas tidur harus dipertimbangkan dalam program intervensi yang mengatasi anemia.
sumber: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/smi.70046